WARTABANJAR.COM, CHICAGO-Harga emas kembali melemah pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu (24/4/2021) pagi WIB), tertekan oleh data ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat dan kenaikan imbal hasil (yields) obligasi pemerintah, memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut dan mencatat penurunan tipis sekitar 0,1 persen untuk minggu ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terpangkas 4,2 dolar AS atau 0,24 persen menjadi ditutup pada 1.777,80 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (23/4/2021), emas berjangka juga jatuh 11,1 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.782 dolar AS.
Emas berjangka melonjak 14,7 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.793,10 dolar AS pada Rabu (21/4/2021), setelah terangkat 7,8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.778,40 dolar AS pada Selasa (20/4/2021), dan merosot 9,6 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.770,60 dolar AS pada Senin (19/4/2021).
Data ekonomi positif yang dirilis pada Jumat (23/4/2021) telah mengurangi daya tarik emas.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru melonjak 20,7 persen menjadi 1,02 juta unit yang disesuaikan secara musiman pada Maret, setelah jatuh 16,2 persen pada Februari.
Sementara itu, IHS Markit mengatakan indeks manajer pembelian jasa-jasa naik ke rekor 63,1 pada April dari 60,4 di bulan sebelumnya, dan indeks manajer pembelian manufaktur naik ke rekor 60,6 pada April, dari 59,1 di bulan sebelumnya.
Analis pasar berpegang pada setiap angka di atas 50 menunjukkan kondisi membaik.
Penurunan emas dua hari beruntun mempersulit propsek jangka panjang untuk logam kuning yang telah mengandalkan kenaikan yang lebih berarti setelah berulang kali mendekati level psikologis 1.800 dolar AS minggu ini.