WARTABANJAR.COM, BEIJING- Tahun baru Imlek sebentar lagi, jutaan warga China bakal berlibur akhir pekan ini.
Di saat itu, diprediksi kasus Covid-19 di China diperkirakan bisa menembus 36 ribu kematian dalam sehari.
Perkiraan itu terlihat dalam hasil prediksi yang dirilis lembaga penelitian Airfinity awal pekan ini.
Prediksi itu dirilis menjelang libur Imlek di China yang akan dimulai pada 22 Januari hingga 5 Februari 2023.
“Perkiraan angka kematian akibat Covid-19 mencapai 36 ribu per hari pada 26 Januari saat Festival Tahun Baru Imlek,” demikian pernyataan Airfinity menurut laporan Radio Free Asia, kemarin Kamis (19/1/2023).
Masih menurut pernyataan itu, jumlah ini lebih tinggi dari perkiraan mereka sebelumnya yang mencapai 25 ribu kematian imbas Covid-19 per hari.
Lebih lanjut, Airfinity menyatakan prediksi itu muncul setelah mengamati sejumlah rumah sakit dan krematorium yang aktivitasnya meningkat belakangan ini.
Krematorium di China terus melakukan pembakaran jenazah di tengah kenaikan tingkat kematian akibat virus corona.
Kondisi itu juga terekam satelit Maxar Technologies.
Dari citra-citra yang dikumpulkan satelit, tampak peningkatan aktivitas di rumah duka di enam kota, di antaranya Beijing, Nanjing, Chengdu dan Kunming.
Foto dari satelit juga memperlihatkan banyak kendaraan mengangkut jenazah.
Tampak pula anggota keluarga mengantre untuk kremasi lebih banyak dari tahun lalu.
Selain angka kematian, Airfinity juga menghitung perkiraan kasus harian Covid-19 di China selama libur Tahun Baru Imlek.
“Di model terbaru kami, kasus [Covid-19] bisa mencapai 4,8 juta per hari dengan 62 juta perkiraan infeksi selama 13 hingga 27 Januari,” tulis lembaga penelitian itu.
Sementara itu, Direktur Analitik Airfinity, Matt Linley, memperkirakan gelombang Covid-19 di China kemungkinan berlangsung lebih lama dan besar dari sebelumnya.
Beberapa provinsi seperti Hubei dan Henan, lanjut Linley, akan mengalami kenaikan hingga enam kali lipat jumlah pasien di ICU.
“Kemungkinan banyak pasien yang dirawat bisa meninggal karena rumah sakit yang penuh dan kurang perawatan,” ujarnya.
Presiden China Xi Jinping sendiri mengaku ketar-ketir kasus Covid-19 di negaranya melonjak jelang Imlek tahun ini.
Kantor berita pemerintah China, Xinhua, melaporkan bahwa Presiden Xi mengutarakan kekhawatiran itu ketika ia menelepon sejumlah pejabat Negeri Tirai Bambu.
Kekhawatiran Xi disebabkan oleh adanya laporan dari Komisi Kesehatan Nasional China (national Health Commission/NHC) yang pekan lalu mencatat 59.938 kematian terkait Covid-19 dari 8 Desember hingga 12 Januari.
Kematian ini diperkirakan akan melonjak ketika China merayakan Tahun Baru Imlek, dimana banyak warga mudik untuk berkumpul dengan keluarga. (berbagai sumber)