WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Resminya Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan pensiun pada awal 2025 menandai berakhirnya era emas The Daddies di panggung bulutangkis dunia. Kini, fokus utama ada pada regenerasi ganda putra Indonesia agar tradisi prestasi tetap terjaga.
Hendra/Ahsan, yang dikenal sebagai ikon keuletan dan konsistensi, telah meraih segalanya: juara dunia, All England, hingga BWF World Tour Finals. Kehadiran mereka menjadi motivasi bagi generasi muda untuk membuktikan diri di level dunia. Namun, pensiunnya pasangan gaek ini menjadi alarm bagi PBSI untuk segera menyiapkan pengganti yang sepadan.
Beberapa pasangan muda seperti Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto hingga Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin mulai diproyeksikan sebagai penerus. Meski begitu, konsistensi masih menjadi pekerjaan rumah besar. Di tengah persaingan ganda putra dunia yang semakin ketat, Indonesia dituntut tidak hanya sekadar bertahan, tapi juga mendominasi.
Mohammad Ahsan sendiri berharap ganda putra muda tidak cepat puas. “Kalau ketinggalan, ya enggak apa-apa, tapi mereka harus berbenah. Jangan sampai ketinggalan begitu saja. Mereka semua punya bakat bagus, tinggal kerja keras dan komitmen,” tegasnya.
Regenerasi ganda putra Indonesia kini ada di tangan para atlet muda. Tantangan berat menanti, tapi warisan semangat The Daddies diharapkan bisa menjadi bahan bakar utama untuk kembali mengibarkan Merah Putih di podium tertinggi. (Wartabanjar.com/berbagai sumber)
Editor: Andi Akbar