47 Titik Panas Terdeteksi, Kalsel Masih Rawan Karhutla di Tengah Kemarau Basah

    ‎‎WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Meski sebagian wilayah Indonesia tengah mengalami fenomena kemarau basah, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) justru meningkat.

    ‎Berdasarkan data pengamatan satelit TERRA/AQUA, SNPP, dan NOAA20 hingga 27 Juli 2025, terdeteksi 47 hotspot (titik panas) dengan tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi tersebar di wilayah ini.

    ‎Analis Iklim dari Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru BMKG Kalsel, Arif Rahman Hakim mengatakan, kondisi kemarau basah secara umum tidak berdampak signifikan terhadap keberadaan hotspot di Kalsel.

    ‎”Faktanya sebagian besar wilayah di Kalimantan Selatan justru mengalami kekeringan,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Senin (28/7/2025) sore.

    ‎Arif menjelaskan, pemantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) per 20 Juli 2025 mencatat wilayah Kalsel telah mengalami kekeringan selama 6 hingga 20 hari berturut-turut.

    Kondisi ini memperkuat indikasi meningkatnya potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

    ‎”Meskipun hujan mulai meningkat di beberapa daerah lain, Kalimantan Selatan masih tergolong rawan karhutla. Fenomena kemarau basah yang tengah terjadi dipengaruhi oleh sejumlah faktor atmosferik,” tambahnya.

    ‎Arif mengungkapkan, beberapa di antaranya adalah aktivitas gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator, yang meningkatkan curah hujan di wilayah utara dan barat Indonesia.

    ‎”Selain itu keberadaan Siklon Tropis Co-May di Laut Filipina memicu terbentuknya zona konvergensi di Laut Cina Selatan dan perairan barat Filipina,” imbuhnya.

    ‎Menurut Arif, Kemunculan bibit siklon tropis 98W di Samudra Pasifik utara Papua Nugini juga turut menyebabkan hujan signifikan di bagian utara dan timur Indonesia.

    ‎Tak hanya itu, anomali suhu muka laut (SST) yang positif di beberapa perairan Indonesia turut meningkatkan kadar uap air di atmosfer.

    ‎”Sementara itu nilai Indeks Osilasi Selatan (SOI) yang berada di angka +13,1 mengindikasikan adanya suplai uap air dari Samudra Pasifik menuju wilayah timur Indonesia,” lanjutnya.

    ‎Arif menambahkan, walaupun langit Kalsel tampak cerah dan suhu udara cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir, masih ada kemungkinan hujan lokal terjadi secara tidak menentu.

    Baca Juga :   1.087 Pramuka HST Ikuti Giat Prestasi Pramuka 2025

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI