MALAM datang tanpa suara yang menyelimuti dengan tenang, mengantarkan warga ke dalam lelapnya mimpi.
Tidak demikian dengan bagi Supria. Ia malah aktif beraktitifas di tengah gelap malam.
Mengais rezeki sebagai tukang sapu jalan di Jalan Brigjend Hasan Basri, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Sekira pukul 23.00 Wita, wanita 53 tahun akan berada di jalanan Kota Banjarmasin.
Sang anak biasa mengantarkan Supria dari rumahnya di Kelurahan Kelayan Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, menuju ke tempat ia bekerja.
Selama 13 tahun lamanya Supria merasakan hembusan angin malam yang penuh debu jalanan, hingga lalu lalang kendaraan. Semua demi mencari sesuap nasi.
“Alhamdulillah, sudah enaklah kalau sekarang, tidak ada rasa takut lagi ada apa-apa, karena tiap malam polisi ada yang patroli,” ucap Supria, di sela-sela pekerjaannya menyapu jalan.
Namun ketenangan dan keheningan malam yang biasa dirasakan Supria saat menyapu jalan, sempat tak dirasakan lagi.
Rasa takut dan kawatir saat akan bekerja dirasakan Supria karena ramainya aksi kenakalan remaja yang mengaku gengster.

Mereka memecah keheningan malam dengan berkonvoi secara ugal-ugalan, membawa berbagai jenis senjata tajam (sajam), jenis parang, samurai, celurit, dan senjata lainnya.