Puasa Ramadan dan Kecerdasan Emosional

    Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan.

    Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup,” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307).

    Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.(HR. Tirmidzi).

    Sementara dengan bersedekah akan membantu mereka yang lemah. Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Aku sangat senang ketika melihat ada yang bertambah semangat mengulurkan tangan membantu orang lain di bulan Ramadhan karena meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga karena manusia saat puasa sangat-sangat membutuhkan bantuan di mana mereka telah tersibukkan dengan puasa dan shalat sehingga sulit untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mereka.

    Contoh ulama yang seperti itu adalah Al-Qadhi Abu Ya’la dan ulama Hambali lainnya,”. (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 301)

    Puasa melatih diri menjadi orang yang peka sosial.

    Ketika dia merasa lapar dan dahaga akan menimbulkan sikap mental untuk merasakan orang lain yang lapar.

    Anjuran untuk memperbanyak kebaikan dan sedekah pada bulan Ramadan juga akan meningkatkan ketrampilan social seseorang. Empatik dan simpatik pada penderitaan orang lain.

    Dia akan berusaha hamba yang bukan berada di singgasana, tetapi yang berada di akar rumput, sebagaimana kata Anthonio Gramcy.

    Baca Juga :   Makna Ramadan dalam Perspektif Hermeneutika Modern

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI