WARTABANJAR.COM, DAMASKUS – Saat kekhawatiran menerpa dunia Arab akan konflik di Suriah, riak-riak terus terjadi di negara tersebut. Tiga orang tewas dan satu orang lainnya terluka pada Sabtu (14/12) dalam sebuah penyergapan yang dilakukan oleh pasukan rezim Assad — rezim terguling, terhadap pasukan pemerintah sementara.
Serangan berdarah itu terjadi di provinsi Latakia, Suriah, menurut laporan dari pihak keamanan.
Baca juga:Peningkatan Eskalasi di Suriah, Pemerintah RI Bakal Lakukan Ini Untuk WNI
Pasukan pemerintah sementara yang sedang melakukan penyisiran untuk memastikan keamanan di provinsi yang dikenal sebagai benteng keluarga Bashar al-Assad yang telah digulingkan itu diserang di distrik Jabla.
Pasukan pemerintah sementara kemudian mengirimkan bala bantuan ke wilayah tersebut untuk mencari para pelaku serangan.
Pada saat yang bersamaan, para pemimpin sejumlah negara Arab khawatir akan terjadinya gejolak di negara mereka terkait dengan lengsernya Bashar Assad dari kekuasaan di Suriah, demikian laporan The Washington Post mengutip analisis para pakar, pejabat, dan diplomat.
Baca juga:Pemerintahan Baru Suriah Terbentuk, Harga Kebutuhan Melonjak 50 Persen
Pemimpin Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan khawatir bahwa kejatuhan Assad dapat memicu ketidakstabilan di negara mereka, sebagaimana disampaikan dalam publikasi tersebut.
Seorang diplomat mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa ekspansi kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah, khususnya, menjadi ancaman bagi Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi.