WARTABANJAR.COM, SURIAH – Kekacauan di Suriah setelah tumbangnya Presiden Bashar al-Assad tampaknya bakal diperparah dengan dengan serangan Amerika Serikat ke negara itu.
AS meluncurkan puluhan serangan udara ke Suriah sesaat setelah Presiden Bashar al-Assad tumbang pada Minggu (8/12).
Terkait serangan itu, AS berdalih menargetkan 75 lokasi diduga tempat ISIS, termasuk pemimpin, operasi, dan tenda mereka, seperti yang diumumkan Komando Pusat AS (CENTCOM).
AS juga beralasan melakukan serangan tersebut untuk mencegah ISIS mengambil alih Suriah dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan setelah tumbangnya Assad.
CENTCOM mengungkap serangan melibatkan pesawat F-15 dan Boeing B-52 untuk memastikan tidak ada korban sipil.
Baca juga: Bawaslu RI Tolak Laporan Hairansyah Terkait Pilkada Kota Banjarbaru, Ini Alasannya
Komandan CENTCOM, Jenderal Michael Erik Kurilla, mengatakan AS tidak akan membiarkan ISIS bangkit kembali dan siap meminta pertanggungjawaban organisasi mana pun yang mendukung kelompok tersebut.
Sementara Presiden AS, Joe Biden, mengatakan jatuhnya Assad merupakan kesempatan bagi Suriah.
Di sisi lain, Biden memperingatkan adanya risiko besar dan ketidakpastian yang menyertai situasi tersebut.
“AS berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan di Suriah guna mengelola risiko serta memanfaatkan peluang pasca-kejatuhan Assad,” kata Biden.
Untuk diketahui, Bashar al-Assad memerintah Suriah sejak 2000 menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad.
Keduanya disebut-sebut memimpin Suriah secara otoriter.