WARTABANJAR.COM, KUALALUMPUR – Bekas bandara utama di Malaysia, Bandara Subang kembali ramai karena semakin banyak pesawat jet yang berangkat dari sana mulai bulan ini.
Geliat bandara tersebut mulai hidup lagi, sebagai bagian dari rencana 10 tahun untuk meremajakan bandara yang dulunya merupakan bandara utama Malaysia itu.
Baca juga:Tanker Minyak Raksasa Kabur setelah Tabrakan, Menyerah Saat Dicegat Penjaga Pantai Malaysia
Meskipun kesibukannya meningkat karena banyak layanan penerbangan, dan mendapat dukungan dari para pelaku industri –termasuk karena kedekatannya dengan Kuala Lumpur, konektivitas transportasi umum dan polusi suara bagi mereka yang tinggal di wilayah tersebut masih menjadi kekhawatiran.
Rencana Regenerasi Bandara Subang (SARP) diperkirakan menelan biaya RM3,7 miliar (S$1,08 miliar) hingga selesai pada tahun 2030.
Kembalinya pengoperasian pesawat berbadan sempit ke Bandara Subang akan menjadi langkah awal dalam mentransformasikan bandara di Selangor itu menjadi terminal bandara kota yang modern dan hijau.
“Bahkan ke depannya juga diproyeksikan menjadi pusat penerbangan bisnis, serta pusat industri dirgantara untuk pemeliharaan, perbaikan dan perombakan operasi, serta penelitian dan pengembangan,” kata Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke pada konferensi media pada 30 Juli.
Dibuka pada tahun 1965, Bandara Subang, juga dikenal sebagai Bandara Sultan Abdul Aziz Shah.
Bandara itu juga pernah menjadi pintu gerbang penerbangan utama ke Malaysia hingga tahun 1998, ketika pemerintah mengalihkan operasi penerbangan internasional ke Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) yang baru dibangun.