WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh disebut-sebut turut menjadi salah satu penyebab membengkaknya kerugian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada tahun pembukuan 2023. Sepanjang tahun lalu, perusahaan konstruksi pelat merah ini menderita kerugian mencapai Rp 7,12 triliun.
Kerugian perseroan ini meningkat sangat pesat daripada tahun 2022 sebesar Rp 59,59 miliar. Kerugian WIKA ini jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang juga dialami BUMN karya lainnya seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang pada 2023 merugi Rp 3,77 triliun.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, dikutip pada Jumat (12/7/2024). Dirinya menyebut dua faktor penyebab utama pembengkakan kerugian. Dua faktor itu yakni beban bunga dan beban lain-lain.
Beban bunga meningkat akibat perusahaan harus menerbitkan surat utang (obligasi) untuk urunan membiayai mega proyek Kereta Cepat Whoosh. Beban lain yang ditanggung termasuk beban provisi dan beban administrasi dari utang yang diperoleh WIKA.
Baca juga: Kapolri dan Ketum PSSI Pastikan Piala Presiden Berjalan Aman dan Lancar
“Beban lain-lain ini di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat,” jelas Agung seperti dikutip Wartabanjar.com.
Agung menyebut, WIKA sendiri menyetor modal cukup besar ke Kereta Cepat Whoosh melalui Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) di mana dana yang digelontorkan mencapai Rp 6,1 triliun.