Baca juga: Nasdem dan Demokrat Berkoalisi, Usung Tagline ‘Jaya Siap MengABDI’
“Segala sesuatunya mengejutkan sekaligus menarik sejak awal,” kata Pena.
“Pikiran pertama yang muncul di benak saya adalah bahwa kita sudah mengesampingkan kemungkinan adanya kontaminasi, meskipun akan sulit untuk melakukan hal semacam itu, karena tidak ada individu Polinesia dalam lacak balak.” katanya lagi.
Laboratorium lain akhirnya mengkonfirmasi temuan ini secara independen. Penjelasan potensial yang paling menarik dari temuan DNA ini adalah bahwa nenek moyang Botocudo pernah kawin dengan nenek moyang orang Polinesia sebelum penduduk Amerika 15.000 hingga 20.000 tahun yang lalu, kata Pena.
Baca juga: TNI Klaim Pukul Mundur OPM, Distrik Homeyo Intan Jaya Kondusif
Penelitian sebelumnya mengenai bentuk tengkorak mengisyaratkan bahwa ada dua kelompok berbeda yang memasuki Amerika—satu lagi jenis Asia yang kini terlihat pada sebagian besar penduduk asli Amerika, dan jenis sebelumnya yang terlihat pada kerangka di Brasil dan tempat lain yang menyerupai beberapa kelompok Afrika, Australia, Melanesia, dan orang Polinesia seperti penduduk Pulau Paskah.
“Sayangnya, ada beberapa bukti yang membuat hipotesis ini sangat lemah,” kata Pena.
Baca juga: Acuan Presiden Terpilih Susun Kabinet, DPR Rampungkan RUU Kementerian Negara
Terutama, rangkaian yang tampak seperti Polinesia dalam DNA Botocudo muncul terlalu baru—tidak ada mutasi yang diperkirakan akan terakumulasi seiring berjalannya waktu jika rangkaian tersebut diperkenalkan sebelum masyarakat Amerika. Mutasi semacam itu tidak terlihat pada bagian DNA yang diteliti oleh para peneliti, meskipun mereka tidak menutup kemungkinan mutasi tersebut ada pada DNA yang belum mereka analisis.