WARTABANJARR.COM, JAKARTA – Memanasnya situasi konflik yang terjadi antara Iran dan Israel memengaruhi harga minyak dunia. Diketahui per hari Minggu (14/4/2024) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sudah mencapai US$ 85,66 per barel.
Meski harga minyak naik, tetapi pemerintah Indonesia belum melihat adanya potensi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) seperti yang dikhawatirkan oleh masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen Migas Tutuka Ariadji ketika ditanya terkait harga BBM yang masih akan tetap hingga bulan Juni.
“Masih seperti itu. Karena kami masih berpikir ini sebagai short term,” ucapnya pada sesi diskusi daring, Senin (15/4/2024).
Menurut Tutuka, harga minyak dunia cenderung rendah kecuali ada tekanan seperti saat ini.
“Kecenderungan dunia atau banyak pihak itu tidak menginginkan harga minyak yang terlalu tinggi. Kalau kita amati selama 100 tahun, harga minyak itu sebenarnya cenderung rendah. Kalau spike itu karena ada seperti ini (tekanan geopolitik),” tambah Tutuka.
Tutuka mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan konflik di Timur Tengah.
Ia tidak akan mengambil keputusan yang tergesa-gesa karena kenaikan harga BBM akan berdampak pada segala lapisan masyarakat.
“Saya cenderung akan short term dulu. Kecuali akan ada hal yang luar biasa, nanti kita cek lagi. Jadi step by step kita amati terus perkembangannya,” pungkasnya. (berbagai sumber)
Editor: Erna Djedi