Padahal, kata Prof Quraish, ketika itu mayoritas penduduk Palestina orang Arab, di mana orang Yahudi baru sekitar 5 persen dari penduduknya. Ketika itu belum ada Israel.
Adapun sekarang penduduk Israel sekitar 10 juta, tetapi kuat karena mereka dibantu Amerika dan Inggris, jelas Prof Quraish.
Lalu Prof Quraish bercerita, ketika tahun 1973 terjadi perang Oktober, perang Ramadan di Mesir, pertahanan Israel sudah hancur.
Lalu pimpinan Angkatan Darat Mesir bilang, “Ini kesempatan, kita serbu, kita kuasai Yerusalem”. Namun, Anwar Sadat tidak mau, “Jangan!” Kenapa tidak mau? “Saya tidak sanggup menghadapi Amerika Serikat”. “Jadi di belakang dia itu ada yang menjadikan dia kuat, bukan Israelnya, bukan Yahudinya, yang 10 juta itu. Sekarang aja semua ragu-ragu, kan?” tanyanya.
Dalam kesempatan itu, Prof Quraish mengatakan bahwa tidak semua orang Yahudi jahat.
Orang Yahudi sekarang, secara garis besar, terbagi atau bisa dibagi menjadi dua, ada yang baik, ada yang buruk.
“Yang buruk itu namanya Zionis, itu yang berkuasa sekarang. Di Israel ada orang-orang Yahudi yang mengecam itu, di Amerika ada protes-protes dari orang-orang Yahudi yang tidak setuju, ini bertentangan dengan kemanusiaan, ini masa anak kecil dibunuh, masa rumah sakit dibom.
Jadi dorongan kemanusiaan itu ada, ada yang begitu. Yang jahat itu Zionis, yang berkuasa sekarang di Israel itu Zionis, ini shuhyun, shuhyuniyin, kita berhadapan dengan mereka,” urainya.
Israel tak mau two-state solution
Prof Quraish menjelaskan, bahwa organisasi di Palestina itu banyak.