WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Selama ini ekspor Kalimantan Selatan mengandalkan sektor pertambangan.
Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel berupaya mengurangi ketergantungan terhadap komoditas tersebut dan beralih ke sektor lain yang potensial seperti pertanian, pariwisata, industri hilirisasi, dan perdagangan.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mendorong hilirisasi produk ekspor di Kalsel.
Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira mengatakan, pihaknya sedang berupaya memfasilitasi dan mempromosikan ekspor dengan mencari produk unggulan di sektor pertanian dan sektor industri kecil menengah.
“Beberapa produk unggulan tersebut, antara lain kopi, kepiting mangrove, arwana, sarang walet, kayu gaharu, udang, ikan tangkap, dan belut. Meskipun masih terbatas jumlahnya, potensi ekspor produk-produk tersebut sangat besar dan perlu ditingkatkan volume ekspornya,” kata Fajar, Rabu (8/11/2023).
Saat ini, Ekonomi Kalsel saat ini masih didominasi oleh sektor pertambangan, yang menyumbang sekitar 30 persen Produksi Total Regional Bruto (PTRB) Provinsi tersebut.
Sehingga transformasi dari sektor pertambangan ke sektor lain juga belumlah mudah dan memerlukan waktu.
“Diperlukan kerja sama antara berbagai pihak, baik sektor publik maupun swasta, dalam memfasilitasi hilirisasi produk ekspor di Kalsel,” ujar Fajar.
Fajar menyebutkan, perlu adanya inovasi dan pengembangan produk, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia agar dapat bersaing di pasar global.