Bank Indonesia Diprediksi Kerek Suku Bunga Lagi Bulan Depan

    Selain itu, dia mengatakan prioritas lain bank sentral saat ini adalah menarik likuiditas mata uang asing (valuta asing/valas) kembali ke pasar keuangan dalam negeri.

    Sekadar informasi, pada Desember 2022 lalu, BI mengenalkan instrumen moneter valas baru untuk menarik devisa hasil ekspor ke pasar dalam negeri dengan menawarkan imbal hasil yang lebih kompetitif.

    Selain meningkatkan ketersediaan mata uang asing domestik, arus masuk devisa hasil ekspor akan mendukung stabilitas rupiah.

    Pada Januari 2023, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.

    Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa keputusan kenaikan suku bunga pada Januari 2023 merupakan langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking, memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

    Perry mengatakan, kenaikan suku bunga sebesar 225 bps sejak Agustus 2022 memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 2–4 persen pada semester I/2023 dan inflasi umum kembali ke dalam sasaran 2 persen –4 persen pada semester II/2023.

    Sementara itu, pada kesempatan yang berbeda, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan suku bunga acuan BI akan berada pada level 5,75 persen sepanjang 2023.

    Artinya, menurut dia BI akan menyetop kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.

    Namun demikian, Faisal menilai bahwa BI akan tetap mewaspadai perkembangan ekonomi global ke depan yang masih penuh dengan ketidakpastian.

    Di sisi inflasi, dia mengatakan bahwa inflasi domestik akan tetap berada di atas sasaran BI setidaknya hingga semester I/2023, sebagai dampak putaran kedua penyesuaian harga BBM terhadap barang dan jasa lainnya dan akibat low based effect pada semester I/2022.. (berbagai sumber)

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI