Inflasi Banjarmasin yang kian terkendali turut menurunkan tekanan inflasi Kalsel, dari semula 1,42% (mtm) pada September 2022, menjadi 0,25% (mtm) pada Oktober 2022.
Baca juga: Dicap Maskapai Layanan Terburuk di Dunia, Alasan Lion Air Tak Sediakan Makan Minum Gratis
“Ke depan, risiko tekanan inflasi akan tetap ada, sehingga memerlukan upaya yang lebih serius melalui operasi pasar jelang Natal dan Tahun Baru, Kerja Sama Antar Daerah (KAD), dan subsidi ongkos angkut untuk menjaga kelancaran distribusi pasokan, khususnya pada komoditas pangan bergejolak seperti beras, daging sapi, kedelai, gula, bawang merah, dan aneka cabai,” ujar Imam Subarkah.
Selain itu, mendorong produksi pangan unggulan seperti daging dan telur ayam agar bisa mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat, serta memperkuat komunikasi efektif lewat TPID guna menjaga ekspektasi inflasi masyarakat untuk memastikan inflasi agar kembali ke kisaran sasaran 3±1% pada 2023.
Senada dengan itu, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, mengapresiasi BI atas dedikasi, upaya, dan sinergi pengendalian inflasi yang telah dan akan terus dilakukan.
Baca Juga :
Sejarah Panjang Korps Brimob, Pernah Dikerahkan ke Kalsel Menumpas Kelompok Ini
Melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, pihaknya telah melakukan 6 (enam) kali kegiatan Pasar Murah, dan hingga akhir tahun akan dilakukan 20 (dua puluh) kali lagi guna melindungi warga dari dampak kenaikan harga-harga.
“Supaya dampaknya terasa masif, upaya pengendalian inflasi wajib dilakukan secara bersinergi, seperti halnya hari ini,” kata Ibnu Sina.