Pengamat dari Brookings Institution di Washington DC, Vanda Felbab-Brown, menyebut Captagon semula dikenalkan di Arab Saudi pada 15 tahun lalu, namun pemakaian obat itu makin intensif dalam lima tahun terakhir.
“Mungkin menjadi setara dengan ganja,” kata Felbab-Brown yang juga menulis soal narkotika di Timur Tengah.
“Hal ini karena ada banjir pasokan yang kini sebagian besar datang dari Suriah. Di sana, ini diproduksi dalam skala industri di pabrik kimia yang diwarisi dari rezim [Assad],” lanjutnya yang juga mengatakan obat-obatan itu dipasok oleh panglima perang rezim dan sekutunya.
CNN menyebut Pusat Komunikasi Internasional Arab Saudi tidak merespons permintaan tanggapan atas hal tersebut. (berbagai sumber)
Editor: Yayu Fathilal
Baca Juga:
Kecelakaan Lalu Lintas di Banjarbaru, Satu Pria Tewas Terhimpit Truk