Perjalanan 16,5 Bulan Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri, Tersingkat dalam Sejarah Malaysia

    9 Juni
    Raja bertemu dengan para pemimpin partai politik ketika kemarahan publik meningkat pada cara pemerintah menangani krisis virus corona setelah Malaysia menerapkan penguncian nasional pada Juni.

    16 Juni
    Raja mendesak parlemen untuk kembali bersidang sesegera mungkin untuk memperdebatkan ordonansi darurat dan rencana pemulihan akibat pandemi.

    Sidang para pemimpin yang beranggotakan sembilan orang, termasuk raja, sepakat untuk tidak memperpanjang keadaan darurat setelah 1 Agustus.

    7 Juli
    Muhyiddin menunjuk Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob, yang juga anggota parlemen dari UMNO, sebagai wakilnya untuk menopang dukungan.

    8 Juli
    UMNO menarik dukungan dan meminta Muhyiddin untuk mengundurkan diri akibat penanganan pandemi yang buruk

    26 Juli
    Muhyiddin mengusulkan sidang khusus di parlemen atas permintaan raja. Menteri Hukum Takiyuddin Hassan mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah tidak akan meminta raja memperpanjang keadaan darurat dan bahwa ordonansi darurat telah dicabut.

    29 Juli
    Dalam kritik terbuka yang jarang terjadi, istana mengatakan pencabutan ordonansi darurat dilakukan tanpa persetujuan raja dan bertentangan dengan konstitusi dan hukum.

    3 Agustus
    Muhyiddin sepakat untuk mempertimbangkan debat hukum kedaruratan di parlemen untuk mengendurkan ketegangan dengan pihak kerajaan.

    4 Agustus
    Muhyiddin menegaskan dirinya masih mendapat dukungan mayoritas dan mengatakan akan membuktikan hal itu dalam pemungutan suara atas mosi tidak percaya terhadap dirinya ketika parlemen kembali bersidang pada September.

    Baca Juga :   WASPADA! Ancaman Bencana Hidrometeorologi, La Nina Berlangsung hingga April Tahun Depan

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI