Raja Sultan Abdullah menunjuk kembali Mahathir sebagai pemimpin sementara.
29 Februari 2020
Setelah bertemu parlemen, raja menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri berdasarkan penilaian bahwa dia didukung mayoritas anggota parlemen.
1 Maret 2020
Muhyiddin Yasin resmi dilantik sebagai perdana menteri.
13 Mei 2020
Ketua parlemen menunda voting mosi tidak percaya yang diajukan Mahathir dengan alasan negara perlu fokus pada penanganan pandemi.
13 Oktober 2020
Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim bertemu dengan raja untuk membuktikan dirinya memiliki dukungan untuk membentuk pemerintahan. Istana mengatakan Anwar tidak menyebutkan nama-nama anggota parlemen yang mendukungnya.
23-26 Oktober 2020
Muhyiddin meminta raja mengumumkan keadaan darurat untuk mengendalikan virus corona. Anwar menyebutnya sebagai taktik untuk mempertahankan kekuasaan. Raja menolak permintaan Muhyiddin.
26 November 2020
Muhyiddin mendapatkan persetujuan parlemen untuk anggaran 2021 yang dipandang sebagai ujian pertama bagi dirinya di parlemen.
12 Januari 2021
Raja mendeklarasikan keadaan darurat hingga 1 Agustus setelah terjadi lonjakan infeksi COVID-19. Kegiatan parlemen dihentikan sementara, sehingga Muhyiddin bisa terus memerintah tanpa diganggu lawan politiknya.
Kubu oposisi mengecam langkah itu sebagai cara mempertahankan kendali.
28 Maret
Sekutu penting Muhyiddin, United Malays National Organisation (UMNO), partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa, mengatakan mereka tidak akan bekerja sama dengan aliansi Muhyiddin dalam pemilu berikutnya.