WARTABANJAR.COM – Malam Satu Suro dipercaya sebagai datangnya Aji Saka ke Pulau Jawa yang dapat membebaskan rakyat dari genggaman makhluk gaib.
Masyarakat Jawa khususnya Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Kasepuhan Cirebon tak akan melewatkan ritual rutinnya setiap tahun untuk memperingati malam yang sakral itu.
Mengelilingi benteng keraton, memandikan benda-benda pusaka, berendam di kali, mandi kembang, dan mengarak kerbau bule merupakan beberapa ritual yang dilakukan dan
dianggap membawa keberkahan pada malam 1 suro.
Bukan hanya dipercaya membawa berkah, malam 1 suro juga dianggap membawa sial bagi mereka yang melanggar pantangan menurut kepercayaan setempat.
Malam ini diyakini sebagai malam yang sangat sakral dan berkaitan dengan hal-hal mistis dan penuh misteri.
Dilansir Instagram bukan cerita horor, ada empat pantangan di malam satu suro.
- Mengadakan pesta pernikahan
Budaya Jawa sangat memantang jika orang tua menikahkan anaknya pada bulan Suro.
Kepercayaan mereka mengatakan jika tetap dilakukan, keluarga akan mendapat kesialan.
Beberapa mengatakan ini hanyalah mitos belaka. - Tak boleh keluar rumah
Saat malam 1 suro, masyarakat Jawa percaya lebih baik berdiam diri di rumah. Karena jika pergi keluar, kesialan dan hal buruk bisa saja menimpa. - Melakukan pindah rumah
Menurut Primbon orang Jawa, ada yang disebut hari baik dan ada pula hari buruk. Sebagian orang percaya untuk tidak melakukan pindahan rumah saat malam satu suro
karena dianggap bukan hari baik. - Tak boleh berbicara
Beberapa orang memilih untuk melakukan ritual masing-masing saat 1 Suro. Beberapa orang di antaranya adalah tapa bisu. Saat mengikuti ritual tapa bisu, yakni
mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta sangat dipantang untuk berbicara satu kata pun. Makan, minum serta merokok juga sangat dilarang untuk dilakukan saat ritual
tersebut.(aqu)
Editor Restu