WARTABANJAR.COM, YOGYAKARTA – Aktivitas vulkanis Gunung Merapi masih cukup tinggi dengan catatan intensitas guguran lava yang signifikan.
Dalam periode pengamatan hari Jumat 18 Oktober 2024 dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadinya 32 kali gempa guguran dengan amplitudo bervariasi antara lima hingga 33 mm dan durasi antara 35,6 hingga 201,52 detik.
Dari total aktivitas tersebut, teramati 21 kali guguran lava menuju arah barat daya.
Baca juga:Gunung Merapi Muntahkan 24 Kali Guguran Lava Sejauh 1.500 Meter
“Teramati 21 kali guguran lava ke arah Barat Daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa dalam keterangan resminya pada Jumat (18/10/2024).
Cuaca di sekitar Gunung Merapi terpantau cerah hingga berawan, dengan suhu udara berkisar antara 13 hingga 18 derajat celcius, kelembaban 58-82,6%, dan tekanan udara antara 768,3 hingga 918,6 mmHg.
Secara visual, gunung terlihat jelas dengan asap kawah bertekanan lemah dan berwarna putih tipis, yang teramati mencapai ketinggian 10 meter di atas puncak kawah.
Saat ini, Gunung Merapi masih berada di Level III (Siaga), dan potensi bahaya utama berasal dari guguran lava serta awan panas yang dapat terjadi kapan saja.
Berdasarkan data pengamatan, suplai magma masih terus berlangsung, meningkatkan risiko terjadinya awan panas guguran di wilayah potensi bahaya, terutama di sektor selatan-barat daya meliputi aliran Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.