WARTABANJAR.COM – Anggota TNI AL dari berbagai negara melakukan ritual mandi Khatulistiwa di atas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci saat kapal melintasi titik nol derajat khatulistiwa.
Prosesi bukan hanya simbol penghormatan, tetapi juga menandai para prajurit sebagai warga kehormatan di kapal latih selama berlayar.
Komandan KRI Bima Suci Letkol Laut (P) Hastaria Dwi Prakoso menjelaskan bahwa ritual mandi khatulistiwa merupakan tradisi yang harus dilaksanakan oleh setiap taruna dan personel TNI AL saat kapal melintasi garis khatulistiwa.
“Tradisi ini bukan hanya milik pelaut Indonesia, tetapi juga dijalani oleh pelaut di seluruh dunia. Ini adalah bagian dari warisan pelaut yang menghormati lautan,” kata Komandan Hastaria pada dikutip Sabtu (10/8/2024).
Ritual mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci dianggap sebagai prosesi sakral yang telah diwariskan oleh para pendahulu TNI AL dan terus dilestarikan hingga kini. Dalam prosesi ini, personel KRI Bima Suci berperan sebagai Dewa Neptunus, sang penguasa samudera raya, bersama dengan Dewi Amfirite, permaisuri samudera, dan Kapten Davy Jones, yang bersama-sama memandikan para kadet dengan air laut yang dialirkan melalui selang.
Selain itu, para Kadet APCS24 juga menjalani prosesi pembaptisan dengan meminum jamu khusus dan menerima sertifikat serta nama baptis samudera yang diambil dari nama-nama rasi bintang, menjadikan momen ini semakin berkesan.
Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, menyatakan bahwa partisipasi TNI AL dalam pelayaran muhibah diplomasi adalah bagian dari upaya menciptakan persahabatan dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.