WARTABANJAR.COM – Dampak buruk dari penurunan kualitas udara ini sangat jelas.Terutama yang tinggal di perkotaan, berisiko lebih tinggi terkena ISPA karena paparan polusi udara.
Partikel-partikel berbahaya seperti debu halus, asap kendaraan bermotor, dan polusi industri dapat merusak saluran pernapasan dan memicu infeksi.
Selain polusi, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga menjadi pemicu ISPA.
Menurut survei Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, penyakit pernapasan masuk dalam 10 penyakit terbanyak yang terjadi di Indonesia.
Bahkan, penurunan kualitas udara dinyatakan sebagai faktor risiko kematian kelima tertinggi di Indonesia, setelah hipertensi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas.
Salah satu penyakit pernapasan yang umum terjadi di Indonesia adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Istilah medis ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis infeksi yang mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, termasuk hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, dan paru-paru.
Infeksi saluran pernapasan akut bisa disebabkan oleh berbagai agen penyebab, seperti virus, bakteri, atau bahkan jamur.
Kenali Gejala ISPA
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala, mengambil tindakan pencegahan, seperti menggunakan masker saat polusi tinggi, menjaga kebersihan tangan, dan menjauhi orang yang sakit, untuk melindungi diri mereka sendiri dan mengurangi risiko ISPA.
Berikut beberapa gejala-gejala ISPA yang perlu kita ketahui dilansir laman Kemenkes: