WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Kabar menenangkan datang bagi masyarakat menjelang akhir tahun hingga Ramadan 2026. Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan stok telur ayam ras nasional berada dalam kondisi aman dan surplus. Berdasarkan data Neraca Pangan Nasional, stok akhir tahun 2025 diproyeksikan mencapai 74.500 ton, angka yang jauh melampaui kebutuhan nasional.
Jumlah tersebut melonjak tajam hingga 154,2 persen dibandingkan stok akhir 2024 yang tercatat hanya 29.300 ton. Lonjakan ini menegaskan bahwa pasokan telur ayam ras sepenuhnya mampu ditopang oleh produksi peternak dalam negeri tanpa ketergantungan impor.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menegaskan bahwa ketersediaan telur nasional sangat mencukupi, termasuk untuk memenuhi lonjakan permintaan selama Ramadan.
“Stok telur nasional sangat banyak dan surplus. Kebutuhan masyarakat aman, termasuk saat Ramadan. Tidak ada persoalan pasokan telur,” ujarnya di Jakarta, Rabu (24/12/2024).
Ia juga menepis anggapan bahwa fluktuasi harga telur disebabkan oleh program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi lebih dipengaruhi faktor musiman menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Program MBG memang ada pengaruh, tetapi sangat kecil. Saat ini permintaan naik karena momentum Nataru, itu yang mendorong harga,” jelas Ketut.
Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional yang diperbarui setiap bulan, kebutuhan telur ayam ras nasional—termasuk untuk kebutuhan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pada program MBG—seluruhnya dapat dipenuhi dari produksi domestik. Porsi kebutuhan telur untuk MBG pun masih relatif kecil.