
WARTABANJAR.COM, JAKARTA – FIFA kembali menghadirkan gebrakan teknologi di dunia sepak bola dengan menguji coba teknologi offside semi-otomatis (SAOT) pada Piala Dunia Antarklub 2025 yang berlangsung di Amerika Serikat. Langkah ini diambil untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam pengambilan keputusan offside, serta mengurangi risiko cedera akibat keterlambatan pengibaran bendera oleh asisten wasit. Kasus cedera serius yang dialami striker Nottingham Forest, Taiwo Awoniyi, menjadi salah satu pertimbangan utama dalam penerapan teknologi ini.
Teknologi SAOT menggabungkan kecerdasan buatan (AI), sensor dalam bola, dan kamera pelacak untuk memantau posisi pemain dan bola secara real-time. Dengan 12 kamera pelacak yang dipasang di bawah atap stadion, sistem ini mampu melacak hingga 29 titik data dari setiap pemain, termasuk anggota tubuh yang relevan untuk menentukan posisi offside. Sensor Inertial Measurement Unit (IMU) dalam bola mengirimkan data posisi bola ke ruang operasi video sebanyak 500 kali per detik, memungkinkan deteksi posisi dengan presisi tinggi dalam hitungan detik.
Sistem SAOT memberikan sinyal otomatis kepada asisten wasit dalam situasi offside yang jelas, memungkinkan pengibaran bendera yang lebih cepat. Namun, untuk situasi offside yang lebih kompleks atau marginal, keputusan akhir tetap memerlukan validasi manual oleh Video Assistant Referee (VAR) sebelum diumumkan. Setelah keputusan offside diambil, sistem menghasilkan animasi 3D yang menunjukkan posisi pemain dan bola pada saat kejadian, yang kemudian ditampilkan di layar besar stadion dan disiarkan kepada pemirsa televisi.