WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Aksi unjuk rasa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan (Kalsel) di depan Gedung DPRD Kalimantan Selatan pada Jumat (21/3/2025) awalnya berlangsung aman dan tertib. Namun, situasi memanas saat mahasiswa tidak diizinkan masuk oleh pihak kepolisian, hingga terjadi aksi saling dorong antara demonstran dan petugas keamanan.
Jenderal Lapangan aksi dari Universitas Islam Kalimantan (Uniska), Dimas Bara Saputra, mengungkapkan bahwa sejumlah mahasiswa mengalami tindakan represif dari aparat.
BACA JUGA:UPDATE Aksi Besar-besaran Ratusan Mahasiswa BEM Se-Kalsel, Desak Dewan Menolak RUU TNI
“Alhamdulillah, hari ini tidak ada mahasiswa yang mengalami luka serius, hanya saja sekitar 40 mahasiswa terkena pukulan dari pihak kepolisian akibat dorong-dorongan di barisan depan,” ujar Dimas.
Meski mengalami tindakan represif, mahasiswa tetap berkomitmen untuk mengawal isu penolakan terhadap RUU TNI. Dimas menegaskan bahwa BEM se-Kalsel akan terus bergerak, baik melalui media maupun aksi lanjutan.
“Kami memberikan tenggat waktu satu minggu. Jika tidak ada perkembangan atau respons yang jelas, kami akan turun lagi dengan massa yang lebih besar,” tegasnya.
DPRD Kalsel Beri Mandat kepada Mahasiswa
Di tengah ketegangan, Wakil Ketua I DPRD Kalimantan Selatan, H. Kartoyo, akhirnya menerima dan menyetujui tiga tuntutan utama mahasiswa.
“Jika ingin berjuang bersama, sebagai wakil rakyat, kami siap mendorong aspirasi ini demi kebaikan bersama, meskipun keputusan akhir berada di tangan pemerintah pusat,” ujar Kartoyo.