WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Lima tahun bukan waktu yang singkat bagi sebuah band untuk bertahan, terutama di industri musik independen seperti di Banjarmasin.
Dadlight, band beraliran pop alternatif yang lahir di tengah pandemi pada Desember 2020, terus berkarya meski harus berjuang tanpa dukungan label besar.
“Band ini sebenarnya proyek baru yang terbentuk saat pandemi. Tapi, kami sudah lama berkecimpung di dunia musik Banua,” ujar Denny, drummer Dadlight, Senin (10/3/2025).
Sejak berdiri, Dadlight telah merilis dua single, Percayalah (2021) dan Inginku (2022), yang tersedia di YouTube dan Spotify. Lagu-lagu mereka bercerita tentang cinta dan harapan, menghadirkan nuansa yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Dadlight terdiri dari lima personel, yaitu vokalis, drummer, dua gitaris, dan basis. Awalnya, mereka hanyalah sekumpulan pekerja dengan latar belakang musik yang kuat.
Bermain musik sudah menjadi bagian hidup mereka sejak SMP, dan kecintaan itu yang membuat mereka terus berkarya hingga sekarang.
“Meski kami punya pekerjaan tetap, musik adalah bagian dari diri kami. Makanya, kami terus menciptakan karya dan tampil di berbagai acara, baik reguler maupun event besar,” kata Denny.
Selama ini, mereka sudah tampil lebih dari 20 kali dalam berbagai event besar, mulai dari undangan sponsor hingga acara komunitas. Namun, untuk pertunjukan reguler, jumlahnya sudah tak terhitung lagi.
Berbeda dengan band-band di Jakarta yang dekat dengan label rekaman, band indie di Banjarmasin harus berjuang sendiri. Mereka harus mengurus produksi, rekaman, hingga promosi secara mandiri.
“Di Jakarta, ada perusahaan rekaman yang siap membantu. Tapi di sini, kami harus membangun semuanya sendiri, mulai dari studio rekaman hingga pemasaran,” ujar Denny.
Meski begitu, Dadlight tak kehilangan semangat. Mereka bergabung dengan komunitas Seniman Banuakalsel untuk memperluas jaringan dan mendukung musisi lokal lainnya.
Baca juga: Bos Persiba Balikpapan Ditangkap, Dituding Sebagai Bandar Narkoba
Dadlight sebenarnya telah menyiapkan dua single baru untuk dirilis pada 2024. Namun, karena kesibukan dan keterbatasan waktu, rencana itu harus ditunda.
“Kami ingin segera merilisnya, tapi karena mobilitas yang cukup padat, harus ditunda dulu. Semoga dalam waktu dekat bisa segera kami luncurkan,” kata Denny.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Dadlight tetap optimis. Mereka terus berkarya, tampil di panggung-panggung lokal, dan membangun komunitas musik di Banjarmasin.
Dengan semangat independen yang kuat, band ini membuktikan bahwa musik tak hanya soal popularitas, tetapi juga tentang passion dan perjuangan. (Ramadan)