WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Setiap bulan Ramadhan, warga Jalan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjarmasin Utara, rutin membuat Bubur Sabilal, sajian khas berbuka puasa di Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana Ramadhan di kota ini.
Baca juga: Bubur Sabilal, Menu Berbuka Puasa Khas Masjid Raya Sabilal Muhtadin yang Selalu Dirindukan Warga
Pantauan di lapangan, bahwa proses pembuatan bubur dilakukan di rumah seorang warga sebelum akhirnya dibawa ke masjid.
Salah satu penerus tradisi ini, Ani Arini, mengungkapkan bahwa produksi bubur sudah berlangsung sejak pagi hari.
“Kami mulai memasak dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore. Setiap harinya, kami menyediakan 1.000 porsi bubur yang dibagikan gratis kepada jamaah untuk berbuka puasa di Aula Sabilal,” ujar Ani, Selasa (4/3/2025).
Bubur Sabilal bukan sekadar bubur biasa. Perbedaannya terletak pada bumbu khas yang telah diwariskan turun-temurun. Ani menjelaskan bahwa bumbu rahasia ini telah dijaga oleh keluarganya sejak dahulu.
“Dulu yang memulai adalah almarhum nenek saya, lalu diteruskan oleh orang tua,” ucapnya
“Setelah mama meninggal, saya sudah menjalani tradisi ini selama empat tahun,” lanjut Ani
Bubur ini dikenal dengan sebutan bubur sop daging, karena menggunakan campuran beras, sayuran seperti kentang dan wortel, bawang prei, serta potongan daging.
“Rahasia kelezatannya terletak pada perpaduan bumbu basah dan kering yang telah diwariskan secara eksklusif di keluarga kami,” tuturnya.
Menariknya, bubur ini hanya tersedia setahun sekali, selama Ramadhan. Tidak dijual di tempat lain, bubur Sabilal tetap eksklusif untuk berbuka puasa di Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Baca juga:Gubernur Kalsel Ingin Tata Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Minta Plt Kadis PUPR Lakukan Pengerjaan
“Harapan kami, tradisi ini bisa terus dipertahankan dari generasi ke generasi. Semoga setiap tahun kita masih bisa berbagi dan menjaga cita rasa khas Bubur Sabilal,” pungkas Ani.
Tradisi ini tidak hanya sekadar tentang makanan, tetapi juga menjadi bentuk kebersamaan dan keberkahan Ramadhan yang dirasakan oleh banyak orang di Banjarmasin. (Ramadan)
Editor: purwoko