WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Buntut Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) di sejumlah tempat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan sementara seluruh produk makanan olahan asal China, Latiao dari peredaran. Upaya itu untuk melindungi kesehatan publik agar tidak makin meluas dampaknya.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, mereka menerima laporan keracunan Latiao di tujuh wilayah yaitu Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Pamekasan.
“Hasil pengujian laboratorium berdasarkan pengujian terhadap produk yang diduga menyebabkan KLBKP kami menemukan indikasi kontaminasi bakteri Bacillus Cereus,” kata Taruna dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (01/11/2024).
Bakteri tersebut, kata dia, menyebabkan gejala-gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, muntah, seperti yang dilaporkan para korban. Saat ini, terdapat 73 produk Latiao yang beredar dan sebanyak empat jenis terbukti mengandung bakteri tersebut.
Baca juga: Uji Coba Makan Begizi Gratis Berlanjut: Seporsi Seharga Rp 15 Ribu, Ini Sajiannya
Pihaknya juga memeriksa sarana peredaran yakni gudang importir dan distributor. BPOM menemukan bahwa mereka tidak mematuhi Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CperPOB).
Langkah-langkah yang mereka tempuh sebagai koreksi yakni berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menghentikan penjualan latiao secara daring serta menarik dan memusnahkan produk yang menyebabkan KLBKP.
“Kami meminta importir untuk segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan ini kepada Badan POM dan kami akan terus memantau kepatuhan mereka,” ujar Taruna seperti dikutip Wartabanjar.com.