“Sekarang, dikit-dikit omongannya “kesukaan Icha”, ini pasti Icha seneng, lihat pohon inget Icha, apapun dihubungkan dengan almarhumah. Pastilah, karena usia mereka lebih dekat, jadi kenangan bersama akan jauh melampaui saya. Maka, hari itu saya sengaja ajak Mama Aya makan makanan Jepang kesukaan Ibu Icha. Sengaja saya pesan menu kesukaan almarhumah. Pecahlah tangisnya (isssh bikin malu si cengeng ini loooh ya 😜). Untung nggak ditontonin sama pengunjung lain,” ucap Shahnaz lagi.
BACA JUGA: Tim Urai Macet Polres Banjarbaru Sita Sajam dari Pak Ogah yang Sedang Beroperasi
“Saya harus menemani Mama Aya agar bisa melewati fase pemulihan ini. Marah dan cinta memang setipis kulit bawang ternyata. Saya memohon kepada Allah SWT untuk menjaga kami, agar pikiran tetap ada di kepala dan iman tetap ada di hati. Dan itu bukanlah hal yang mudah bagi manusia. Semoga Allah mengampuni atas apa yang telah manusia lakukan, karena kebodohannya. Sebab tanpa ampunan Allah SWT, manusia bukanlah apa-apa. Ini adalah hal-hal penting yang telah dilalui terus menerus dalam hidup. Tugas si Bontot membereskan apa yang berserakan, seraya mohon kekuatan hanya dari Allah,” ujarnya.
Ketika saya masih muda dulu (eh, emang masih muda ya?! 😉) merasa muak dengan kehidupan yang palsu. Namun setelah bertahun-tahun, melihat bahwa kehidupan itu berharga. Dan kehidupan itu memberi sedikit rasa yang tidak pernah dimiliki saat masih muda. Ini adalah masalah menetap. Jika mampu bersabar untuk menetap, maka akan menikmati sisa hidup. Manusia akan menikmati masa muda, masa paruh baya dan masa tua. Ini adalah semacam permulaan sebuah kesadaran. Hey, Mama Aya! Diam. Jangan nangis! Nanti aku loncat minta digendong lagi loh! Mau pinggang kamu keceklik lagi? 😋
I love you 💕 ,” pungkasnya.
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com