Begini Strategi KPU Balangan Fenomena Calon Tunggal Vs Bumbung Kosong

    Baca juga: PUPR Gandeng USAID Gelar Forum Investasi Tata Kelola Air

    Salah satu tantangan yang dihadapi, menurut Wahyudi, adalah menjaga tingkat partisipasi pemilih agar tidak menurun. KPU Balangan akan berupaya keras untuk mempertahankan bahkan meningkatkan angka partisipasi seperti yang dicapai pada Pemilu 2024.

    “Kami juga perlu meluruskan persepsi keliru di masyarakat, seperti anggapan bahwa calon tunggal pasti akan menang tanpa perlu keikutsertaan pemilih. Persepsi seperti ini bisa menyebabkan penurunan partisipasi,” ungkapnya.

    Dengan target partisipasi pemilih sebesar 91%, KPU Balangan akan terus mengedukasi masyarakat, menjelaskan pentingnya peran suara dalam Pilkada, meskipun hanya ada satu calon yang bertarung.

    Baca juga: Presiden JokowiL: Intervensi Asing Jadi Tantangan Hilirisasi SDA

    Sebagai informasi, Kotak kosong merupakan istilah lantaran munculnya calon tunggal yang tidak memiliki pesaing. Sehingga dalam surat suara posisi lawan dinyatakan dalam bentuk kotak kosong.

    Lantas, bagaimana konsekuensi jika kotak kosong menang melawan calon tunggal?

    Pasal 54D ayat (1) UU Pilkada mengatur calon tunggal dinyatakan sebagai pemenang Pilkada jika mendapatkan suara lebih dari 50 persen suara sah. Sebaliknya, calon tunggal dianggap kalah jika tak mencapai suara lebih dari 50 persen suara sah.

    Apabila calon tunggal kalah, maka paslon tunggal yang bersangkutan bisa mencalonkan lagi di Pilkada tahun berikutnya atau Pilkada yang sesuai jadwal yang dimuat dalam peraturan perundang-undangan.(Alfi)

    Baca Juga :   Plang Hindari Jalan Veteran Banjarmasin Sudah Terpasang

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI