Sesampaianya di sana, jurnalis salah satu media online ini kembali dimintai keterangan oleh petugas piket. Namun hanya dirinya sendiri dan tidak diperkenankan mendapat pendampingan dari keluarga.
Baca juga: Optimalkan Pengendalian Banjir, PUPR Bangun Bendungan Jenelata di Makassar
“Di sinilah saya merasa aneh. Sebagai seorang korban yang masih dalam rasa trauma dan ketakutan, harus berhadapan dengan birokrasi pelaporan yang belibet,” ujarnya.
Di Polsek Tebet, oknum petugas menanggapi laporannya yang terkesan ditolak dengan berbagai alasan.
“Mbanya divideoin karena cantik lagi. Mungkin bapanya fetish, terinspirasi dari video jepang. Bapanya ngefans sm mbanya, mba idol,” katanya menirukan ucapan petugas.
Ucapan inilah yang membuat Suci heran.
“Apa hubungannya? Lalu apa perlindungan dari aparat polisi terhadap saya per puan yang menjadi korban pelecehan?” katanya.
Di akhir pembicaraan, petugas menyebutkan jika tidak ada yang bisa dilakukan. Pihak Polsek Tebet menyarankan melapor ke Polres Jakarta Selatan karena memang kasus ini katanya belum ke transmisi atau belum disebarluaskan. Jadi Polsek Tebet belum bisa menerima laporan untuk diproses.
Akhirnya Suci bersama keluarga dan pelaku yang masih didampingi pihak KAI bergeser ke unit PPA (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak) Polres Jaksel meski sudah lewat jam 00.01 WIB.
Baca juga: Berikut Sosok Bakal Calon Kepala Daerah Tanah Laut dan Tanah Bumbu, Kantongi Restu Haji Isam
Di hadapan petugas Polres Jaksel, Suci kembali menjelaskan kejadian yang dialami. Tetapi petugas tetap tidak bisa berbuat banyak. Dirinya hanya melongo ketika seorang oknum Polwan dengan tenangnya menjelaskan jika kasusnya tidak bisa ditindaklanjuti.