WARTABANJAR.COM, MEMPAWAH – Seni menenun songket, sebuah tradisi yang sangat dihargai di Mempawah, terus bersinar sebagai perwujudan warisan budaya dan inovasi kontemporer. PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan melalui PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Kalimantan Barat (Kalbar) meresmikan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Rumah Adat Songket Mempawah dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan masyarakat setempat di Rumah Adat Songket, sebuah tempat yang didedikasikan untuk pelestarian dan pengembangan kerajinan tradisional songket khas Mempawah (11/06).
General Manager PLN UIP3B Kalimantan Abdul Salam Nganro menjelaskan, bahwa program TJSL yang baru saja diresmikan bertujuan untuk melestarikan kesenian adat songket Mempawah dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable Development Goals (SDGs). Upaya ini diharapkan dapat berkontribusi pada pencapaian SDGs ke-8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta SDGs ke-12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
“Dengan sejarah yang kaya yang berakar pada budaya Melayu, menenun songket di Mempawah bukan hanya sebuah kerajinan tetapi juga cara hidup. Sehingga, selain melestarikan kesenian adat songket Mempawah, kami berharap melalui program ini akan terdapat peningkatan kualitas hidup dan kesempatan ekonomi yang lebih besar,” jelas Salam.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Manager PLN Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Pontianak selaku PLH Manager PLN UP2B Kalbar, Sudarto, yang menyampaikan dukungan penuh pemerintah daerah dalam upaya melestarikan kebudayaan lokal sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat melalui UMKM. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan potensi daerah.