HUT ke-78 Polri, Politisi Kalsel Tegaskan Netralitas dan Profesionalitas Polri

    Baca juga: KPK: Polri dan Kejaksaan Selalu Blokir Akses Jika Penyidik Bidik Mereka

    Dia mengungkap, tantangan netralitas Polri sering kali diuji ketika berinteraksi antara kekuasaan dan penegakan hukum.

    “Contoh nyata dari tantangan ini dapat dilihat dalam beberapa kasus besar di Indonesia, di mana keputusan Polri dalam menangani kasus yang terkait penguasa dan pengusaha menimbulkan kontroversi serta menciptakan persepsi bias di masyarakat,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Habib Aboe mengingatkan ujian besar bagi Polri saat membuktikan netralitas dan profesionalisme dalam penanganan setiap kasus guna menunjukkan bahwa hukum ditegakkan tanpa pandang bulu.

    “Dalam beberapa tahun terakhir, Polri telah menghadapi kritik atas isu-isu penyalahgunaan kekuasaan. Kasus-kasus ini tidak hanya merusak reputasi institusi, tetapi juga dapat mengikis kepercayaan publik,” singkapnya.

    Baca juga: Divisi Humas Polri Gelar Khataman Dalam Rangka HUT Bhayangkara ke-78

    Ia berpendapat, implikasi dari kepercayaan publik yang rendah terhadap Polri sangatlah besar. Ketika masyarakat tidak percaya pada institusi penegak hukum, mereka cenderung menghindari interaksi dengan polisi dan mencari keadilan lewat cara yang tidak resmi atau malah ilegal.

    “Sebaliknya, jika kepercayaan publik tinggi, masyarakat akan lebih cenderung untuk bekerja sama dengan Polri, melaporkan kejahatan, dan mendukung upaya penegakan hukum,” lanjutnya.

    Bendahara Fraksi PKS DPR ini pun mengaku netralitas dan profesionalitas bukan hanya tentang bagaimana Polri beroperasi, tetapi bagaimana Polri memandang dirinya sendiri dalam konteks masyarakat lebih luas.

    Baca Juga :   Terlibat Judi Online, Satgas Serahkan Nama Pegawai Kementerian

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI