Dia menambahkan bahwa cederanya serius karena kurangnya obat-obatan dan kerusakan fasilitas rumah sakit.
Kepada jurnalis Aljazeera yang menemuinya, ia mengatakan sebelum tentara melepaskan anjing ke arahnya, ia menolak meninggalkan rumahnya karena disuruh oleh Israel.
Ia juga enggan menelantarkan rumahnya sehingga kemudian saat ia tidur malam, ia dikejutkan oleh pasukan tentara yang menerobos rumahnya lalu melepaskan anjing tersebut ke arahnya.
BACA JUGA: Imbas Kejahatan Perang di Gaza, Hotel di Kyoto Jepang Tolak Turis Israel
Hasilnya, ia mengalami sejumlah luka serius di beberapa bagian badannya seperti perdarahan hingga patah tulang, namun sayangnya ia tak bisa dirawat secara medis karena kurangnya pasokan obat dan kerusakan fasilitas rumah sakit karena dirusak oleh tentara Israel.
“Anjing itu menggigit saya lalu menyeret saya keluar kamar melalui pintu,” paparnya.
Hingga kini, ia masih merasakan sakitnya akibat serangan tersebut.
Menurut penelusuran Aljazeera, militer Israel membeli anjing terlatih dari Eropa pada Februari lalu untuk digunakan sebagai peralatan perang di Gaza, di antaranya untuk menyerang dan menyiksa warga sipil.
Jurnalis Aljazeera, Anas Al-Sharif mengatakan tentara pendudukan Israel berkeliaran mencari rumah-rumah warga saat operasi di Kamp Jabalia tersebut, namun banyak juga bukti kekerasan mereka tak terekam.
Dikutip dari sumber lain, Israel membeli anjing tersebut dari Belanda dan Jerman.
View this post on Instagram
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com