“Hukuman terhadap penduduk Gaza harus diterima sebagai hal yang diperlukan untuk menghancurkan kekuatan Hamas,” tulis majalah tersebut.
Kelemahan Utama Israel Menguatkan Hamas
Foreign Affairs kemudian menulis juga bahwa kelemahan utama dalam strategi Israel bukanlah kegagalan taktik atau penerapan pembatasan kekuatan militer, seperti halnya kegagalan strategi militer Amerika Serikat di Vietnam, juga tidak ada hubungannya dengan kemampuan teknis pasukan Israel.
Sebaliknya, kegagalan utama Israel menghabisi Hamas adalah kesalahpahaman besar mengenai sumber kekuatan milisi Palestina tersebut.
“Yang sangat merugikannya adalah Israel gagal menyadari bahwa pembantaian dan kehancuran yang terjadi di Gaza hanya membuat musuhnya semakin kuat,” tulisnya.
Meskipun mengalami kekalahan, Hamas secara de facto masih menguasai sebagian besar wilayah Gaza, termasuk di wilayah konsentrasi warga sipil.
“Menurut penilaian Israel baru-baru ini, Hamas sekarang memiliki lebih banyak pejuang di wilayah utara Gaza yang direbut IDF pada musim gugur dengan mengorbankan ratusan tentara,” tulisnya.
BACA JUGA: Kuba Bergabung Melawan Israel Pada Kasus Genosida Gaza
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Hamas masih bisa menyerang Israel, dan kemungkinan memiliki sekitar 15.000 pejuang yang dimobilisasi.
Jumlah tersebut kira-kira sepuluh kali lipat jumlah pejuang yang melakukan serangan 7 Oktober 2023 lalu.
Kemudian, lebih dari 80 persen jaringan terowongan bawah tanah milik milisi tersebut masih dapat digunakan untuk perencanaan, penyimpanan senjata, menghindari pengawasan, penangkapan, dan serangan Israel.