WARTABANJAR.COM – Penyebaran nyamuk ber-wolbachia tidak berhubungan dengan tingkat keganasan nyamuk Aedes Aegypti, penyebab demam berdarah.
Karakteristik nyamuk Aedes Aegypti di daerah yang telah disebarkan maupun belum disebarkan nyamuk ber-wolbachia tetap sama.
Hal tersebut diungkap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Keshatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu.
“Secara keseluruhan karakteristik dan gejalanya sama, seperti demam tinggi yang diikuti nyeri otot, mual, muntah, sakit kepala, mimisan, dan gusi berdarah,” kata Maxi seperti yang dikutip InfoPublik Selasa (2/4/2024).
Baca Juga
Polisi Ungkap Motif Pelaku Penusukan Pedagang Pakaian di Jalan Borobudur
Hingga kini, penyebaran nyamuk ber-wolbachia telah dilaksanakan di lima kota yakni Semarang, Kupang, Bontang, Bandung, dan Jakarta Barat. Penetapan kelima wilayah tersebut mempertimbangkan kesiapan stakeholder dan masyarakat setempat.
Semarang menjadi lokasi pertama yang melaksanakan penyebaran nyamuk ber-wolbachia, diikuti Kota Bontang dan Kota Kupang. Hingga saat ini, pelaksanaan tersebut belum menyeluruh di semua wilayah.
Di Kota Semarang, penyebaran nyamuk ber-wolbachia dilakukan di empat kecamatan, Kota Bontang di tiga kecamatan, dan Kota Kupang di satu kecamatan.
Sementara itu untuk wilayah Bandung, penyebaran nyamuk ber-wolbachia baru dilakukan di satu kelurahan yaitu Pesanggrahan, Kecamatan Ujung Berung. Sedangkan di Jakarta Barat, Maxi menambahkan penyebaran nyamuk ber-wolbachia hingga kini belum dilaksanakan.