WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menegaskan, motif terorisme bukanlah agama melainkan politik belaka. Sehingga kedua motif itu tidak bisa dikaitkan antara satu dengan lainnya.
Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris mengingatkan masyarakat, untuk selalu waspada lantaran kelompok teroris biasanya memaksakan kehendak. Karena tujuan utama mereka adalah mengubah ideologi Pancasila.
“Padahal ideologi kita kan Pancasila, bukan agama, bukan khilafah,” ucap Irfan dalam Diskusi Kelompok Forum terkait Peran Media Massa dalam Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Jakarta, Selasa (19/03/2024).
Irfan menuturkan Indonesia sudah berbentuk pemerintahan dan kebangsaan, bukan merupakan negara keagamaan. Karena itu, jika Indonesia keluar dari konsep tersebut, empat konsensus dasar kebangsaan akan rusak, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Selama tahun politik, BNPT RI tetap meningkatkan kesadaran masyarakat serta mendorong literasi dan ketahanan komunitas terhadap paham radikal terorisme. Hal itu guna mencegah berbagai aksi terorisme, yang akan merusak pesta demokrasi.
“BNPT ini independen dan nonpartisan. Kami tidak masuk ke narasi politik, tetapi tetap kami tingkatkan kesadaran masyarakat,” katanya seperti dikutip Wartabanjar.com..
Irfan menyampaikan peningkatan langkah pencegahan paham radikal terorisme di tahun politik tersebut seiring dengan penangkapan teroris pada tahun lalu menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.