WARTABANJAR.COM, BELANDA – Menentukan awal Ramadhan di Tanah Air sering menjadi perhatian. Sering terjadi perbedaan antara dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dengan Muhammadiyah, dalam menentukan awal Ramadhan.
Lalu bagaimana dengan negara yang muslim merupakan penduduk minoritas? Seperti Belanda.
Sesuai dengan data situs perjalanan popular untuk Middle East and North Africa (MENA), Belanda mengumumkan bahwa Ramadhan akan dimulai pada Senin, 11 Maret 2024 dan akan berakhir pada 9 April 2024.
Belanda yang dikenal sebagai negara sekuler, tidak terlalu banyak mempersoalkan hingga mengaitkan urusan keagamaan dengan urusan pemerintahan.
Salah satunya, seputar fatwa keagamaan tentang penentuan awal Ramadhan.
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda, Ahmad Afnan Anshori menyatakan bahwa penentuan awal Ramadhan di Belanda menggunakan metode hisab (perhitungan).
“Penentuan awal Ramadhan menggunakan metode hisab yang dikelola oleh ikatan tokoh ulama Muslim Eropa yang tergabung dalam ECFR (the European Council for Fatwa and Research). Isinya pengurus masjid dari berbagai negara termasuk Indonesia,” jelas Kiai Afnan dalam wawancara dengan NU Online, Selasa (12/3/2024).
Kiai Afnan juga menyatakan bahwa ECFR merekomendasikan para imam dan Muslim di Eropa menggunakan astronomical calculation (perhitungan astronomi) atau hilal yang dianggap lebih ‘solutif’ karena kondisi ‘ufuk’ di sejumlah wilayah di Belanda tidak mendukung pelaksanaan rukyatul hilal.