“Padahal kedua zona ini sangat ramai di malam hari, dipadati oleh pengunjung dan jajanan pedagang kaki lima,” Ashadi menandaskan.
Seperti diketahui bahwa Taman Seribu Lampu dan Taman Tuk Buntug sangat hidup di malam hari, apalagi pada akhir pekan. Kegiatan rekreasi keluarga dan jajanan kaki lima di kedua zona ini tentu bisa meningkatkan perekonomian masyarakat kalangan bawah. Keadaan pinggiran jalan yang becek saat hujan dan berdebu saat kemarau sangat mengganggu kenyamanan pengunjung.
Sementara tempat-tempat wisata, seperti MC Edupark dan Locotour, meskipun sudah diusahakan semenarik mungkin, tetapi pengunjungnya setiap harinya tidak banyak, kecuali pada hari libur. Hal ini perlu mendapat perhatian dari Pemda, jika perlu melibatkan institusi pendidikan dasar yang menjadikannya sebagai tempat ‘pembelajaran lapangan’ yang tentu saja harus dimasukkan ke dalam kurikulum.
“Itulah sebagian potensi yang dimiliki Cepu dan beberapa kendala yang harus dihadapi ketika Cepu akan dijadikan Pusat Perekonomian, menjadi Pintu Gerbang kegiatan perekonomian Jawa Tengah di bagian Timur,” Ashadi menegaskan.
Menurut Ashadi, ada empat prioritas yang bisa menjadi perhatian Pemda.
Pertama, peningkatan kualitas ruas jalan terutama di dua zona: Taman Seribu Lampu dan Taman Tuk Buntung.
Kedua, peningkatan manajemen transportasi kota, salah satunya yang mendesak adalah adanya angkutan kota.
Ketiga, peningkatan ekonomi kalangan masyarakat menengah atas, seperti adanya pusat-pusat perbelanjaan modern yang nyaman dan bisa untuk healing.