Dokumen Israel Tuding Pegawai UNRWA dan Guru Merangkap Militan Hamas, Bantuan Palestina PBB Terancam Stop

    UNRWA membantah melakukan kesalahan dan menggambarkan perannya hanya sebagai bantuan saja.

    “Dari informasi intelijen, dokumen dan kartu identitas yang disita selama pertempuran, sekarang dimungkinkan untuk menandai sekitar 190 anggota teroris Hamas dan PIJ yang bertugas sebagai pegawai UNRWA,” kata dokumen berbahasa Ibrani itu.

    Mereka menuduh Hamas “secara metodis dan sengaja mengerahkan infrastruktur terorisnya di berbagai fasilitas dan aset PBB,” termasuk sekolah. Hamas membantah hal itu.

    Dua orang yang diduga anggota Hamas yang dikutip dalam dokumen tersebut digambarkan “dihilangkan” atau dibunuh oleh pasukan Israel.

    Orang Palestina ke-12 yang nama dan fotonya diberikan dikatakan tidak memiliki keanggotaan faksi dan telah menyusup ke Israel pada 7 Oktober.

    Yang juga masuk dalam daftar 12 orang tersebut adalah seorang guru UNRWA yang dituduh mempersenjatai dirinya dengan roket anti-tank, seorang guru lainnya yang dituduh merekam seorang sandera, dan manajer sebuah toko di sekolah UNRWA yang dituduh membuka ruang perang untuk Jihad Islam.

    Lebih dari 26.000 orang telah terbunuh dalam kampanye militer Israel melawan Hamas di Gaza, kata kementerian kesehatan di wilayah tersebut.

    Ketika aliran bantuan seperti makanan dan obat-obatan hanya sedikit dibandingkan dengan tingkat sebelum konflik, kematian akibat penyakit yang dapat dicegah serta risiko kelaparan semakin meningkat, kata para pekerja bantuan.

    Sebagian besar masyarakat Gaza menjadi lebih bergantung pada bantuan UNRWA, termasuk sekitar satu juta orang yang melarikan diri dari pemboman Israel untuk berlindung di fasilitas UNRWA.

    Baca Juga :   MPR RI Akan Undang Keluarga Soeharto dan Gus Dur untuk Jalin Rekonsiliasi

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI