Militan Hamas dari Gaza melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang, menurut pejabat Israel.
Sebagai tanggapan, Israel berjanji untuk menghancurkan Hamas dan telah melakukan pemboman udara, artileri dan laut tanpa henti di samping serangan darat, menewaskan sekitar 15.900 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Tentara Israel pada hari Senin mengirim puluhan tank ke Gaza selatan sebagai bagian dari perluasan tindakan terhadap Hamas, ketika komunikasi terputus di wilayah yang terkepung.
Jumlah rumah sakit yang beroperasi di Gaza telah berkurang dari 36 menjadi 18 dalam waktu kurang dari 60 hari, menurut WHO, dengan tiga rumah sakit hanya menyediakan pertolongan pertama dasar dan yang lainnya menawarkan layanan parsial.
Dua belas rumah sakit masih tetap beroperasi di bagian selatan Jalur Gaza, menurut WHO.
Pada konferensi pers sebelumnya pada hari Senin, direktur regional WHO untuk Mediterania timur, Ahmed Al-Mandhari, mengatakan intensifikasi operasi darat militer di Gaza selatan berisiko membuat ribuan orang kehilangan layanan kesehatan.
“Kami melihat apa yang terjadi di utara Gaza. Ini tidak bisa menjadi model bagi wilayah selatan,” katanya dilansir Arab News. (berbagai sumber)
Editor: Erna Djedi