Shadi Al-Hassi dan kakak laki-lakinya meninggalkan rumah mereka di timur Jalur Gaza setelah rumah tersebut rusak akibat serangan udara terhadap sebuah bangunan di belakang rumah mereka. Mereka pergi ke apartemen orang tua mereka di Menara Al-Watan di pusat kota Kota Gaza.
“Pada pukul empat pagi, saya dikejutkan oleh panggilan kepada kami untuk mengevakuasi menara yang terancam oleh pemboman Israel,” kata Al-Hassi kepada Al Jazeera.
Baca juga: Satu Jam Syahrul Yasin Limpo Menghadap Presiden Jokowi
Kendaraan pertahanan sipil dan ambulans bergegas mengevakuasi penghuni gedung beberapa menit sebelum gedung tersebut dibom, menyebabkan kepanikan di antara keluarga yang tinggal di sana.
“Sampai saat ini saya masih kaget menara itu menjadi sasaran. Menara perumahan dan sipil yang unggul, dengan klinik, perusahaan, dan pusat kecantikan? Di manakah aktivitas militer yang diklaim Israel?” Al-Hassi mengatakan kepada Al Jazeera.
“Sekarang kami semua, saudara laki-laki saya dan keluarga saya, kehilangan tempat tinggal dalam beberapa jam dan kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.”
Youssef Al-Bawab, yang tinggal di sebuah bangunan di seberang Menara Al-Watan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka menerima peringatan dari pasukan Israel pada pukul 17.00 waktu setempat (14.00 GMT) untuk mengevakuasi rumah mereka.
“Kami merasa sangat ketakutan. Menara ini hanya berjarak beberapa meter dari kami dan merupakan menara sipil. Kami tidak melihat adanya aktivitas perlawanan seperti yang diklaim Israel.”