- Pakaian Adat Timor
Pada upacara penurunan bendera tanggal 17 Agustus 2020, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Timor Tengah Selatan, NTT.
Warna merah dipilih melambangkan keberanian pria Nunkolo.
Busana ini terdiri atas Dester (ikat kepala) atau Pilu. Dalam ikat kepala ada tiga jenis Yi U berbentuk dua tanduk kecil.
Bermakna fungsi Raja yang melindungi. Beliau juga mengenakan tas sirih pinang dan kapur.
Tradisi makan sirih pinang ini juga adalah tradisi pemersatu bangsa sekaligus lambang tanda kasih dan hormat. Karenanya tas ini selalu bagian dari busana adat.
- Pakaian Adat Aceh
Pada perayaan Detik Detik Proklamasi tahun 2018 Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat khas Aceh, Linto Baro.
Bagian atas busana ini dinamakan meukasah dan bagian bawahnya yaitu celana panjang hitam dinamakan siluweu.
Atasan meukasah ini dibuat dari tenunan yang melambangkan kebesaran masyarakat Aceh yang selalu identik dengan warna hitam. Di bagian kerah terlihat sulaman dari emas yang mirip dengan baju khas China.
Sedangkan celana siluweu terbuat dari bahan katun yang merupakan celana khas Melayu. Dalam busana saat itu, Presiden juga dilengkapi dengan ija lamgugap, yaitu sarung songket dari bahan sutra.
- Pakaian Adat Kalimantan Selatan
Ketika kali pertama menggunakan pakaian adat untuk upacara 17 Agustus 2017, Presiden Jokowi ketika mengenakan baju adat dari Kalimantan Selatan.
Baju ini terdiri atas setelah berwarna hitam dan dipadu dengan songket dan penutup kepala.
Saat itu, upacara peringatan pengibaran bendera Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Agustus 2017,
Ini juga kali pertama penampilan para pejabat negara berbeda, semua yang hadir dalam upacara 17 Agustus mengenakan pakaian khas daerah, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). JK mengenakan baju khas Bugis. (berbagai sumber)