WARTABANJAR.COM, YOGYAKARTA – Merebaknya virus antraks di Gunungkidul, Yogyakarta, menjadi perhatian karena telah menimbulkan korban mencapai 93 orang dan 3 di antaranya meninggal dunia.
Belakangan diduga tradisi mbrandu menjadi pemicu penyebaran penyakit antraks di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, itu.
Hasil tes serologi yang dilakukan pada 143 orang, terdapat 87 orang yang positif terpapar antraks.
Dugaan banyaknya warga yang terpapar tersebut rupanya karena tradisi yang disebut dengan mbrandu berdasarkan hasil penelitian itu.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Retno Widyastuti menjelaskan, tradisi ini diduga menjadi penyebab di Gunungkidul sering terjangkit antraks.
Baca juga:
Saat Beraksi Kejar Korban, Begal Berusia Remaja Tewas Ditabrak Truk dengan Kepala Pecah
Baca berita terbaru wartabanjar.com dengan menginstall dari playstore
“Iya itu adalah salah satu hal bikin kita tidak berhenti-berhenti ada antraks itu,” ujar Retno Widyastuti
Tradisi mbrandu yakni kegiatan membeli sapi mati atau sakit secara iuran bersama-sama yang dimaksudkan untuk meringankan kerugian pemilik ternak.
Lalu daging sapi tersebut dibagikan kepada warga yang melakukan iuran. Biasanya harga per paket daging akan dijual murah untuk membantu warga yang tidak mampu.
“Satu paketnya itu dijual Rp 45 ribu. Uangnya dikumpulkan dikasihkan yang kesusahan, jadi itu tujuannya apik. Pas saya di sana bilang kalau mau mbrandu ya mbrandu barang sehat gitu, barang bermutu, jadi tidak membahayakan manusia,” tutur Retno