Supermoon Bakal Muncul di Tanah Air Pukul 17.40 WIB, Tak Perlu Alat Bantu untuk Melihat

    WARTABANJAR.COM – Fenomena supermoon akan terjadi pada hari ini Senin (3/7/2023), dan bisa diamati oleh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia tanpa alat bantu.

    Supermoon adalah fenomena ketika bulan purnama berada di jarak terdekat dengan Bumi. Ini membuat bulan purnama terlihat menjadi lebih besar dan terang.

    Hal tersebut terjadi karena lintasan bulan mengelilingi Bumi tidak bulat sempurna atau cenderung lonjong.

    BACA JUGA: Malam Ini Fenomena Supermoon, BMKG Ingatkan Waspadai Rob

    Selain hari ini, fenomena supermoon juga akan terjadi pada 1 Agustus, 31 Agustus, dan 29 September 2023 mendatang.

    Fenomena supermoon pertama tahun 2023 akan terlihat di Indonesia pada pukul 17.40 WIB.

    Dikutip melalui laman Live Science, bulan ini disebut supermoon karena berada lebih dekat dengan bumi daripada biasanya. Para pengamat juga menyatakan selama fenomena berlangsung, bulan juga akan berada di posisi yang lebih rendah daripada waktu lainnya.

    Pada waktu itu, bumi akan sepenuhnya diterangi oleh matahari dan terlihat paling baik ketika bulan akan terbit pada malam sebelumnya .

    Supermoon Juli 2023 Disebut Juga Buck Moon

    Seperti fenomena bulan purnama lainnya, supermoon Juli 2023 juga memiliki nama yang paling populer. Namanya adalah Buck Moon yang berasal dari tanduk rusa jantang (bucks).

    Disebutkan Almanac pada bulan Juli, tanduk rusa jantan sedang mengalami pertumbuhan. Namun, supermoon ini juga memiliki nama lain seperti Thunder Moon, Hay Moon, Salmon Moon, dan Raspberry Moon.

    Buck Moon bisa disebutkan supermoon karena jaraknya sedikit lebih dekat ke bumi sehingga terlihat besar dan terang. Pada dasarnya, bulan memiliki orbit berbentuk elips.

    Karena hal itu, setiap bulannya bulan memiliki titik perigee (jarak terdekat) dan (apogee) jarak terjauh yang berkisar 225.800-251.800 mil atau 363.400-405.500 kilometer.

    Fred Espenak astronom NASA menjelaskan bulan yang memenuhi supermoon memiliki jarak terdekat hingga 90%. Karena itu wajar jika ukurannya akan jauh lebih besar.

    Meski demikian, Buck Moon ternyata menjadi supermoon pertama dan terkecil dari sisa fenomena itu di tahun 2023. Supermoon selanjutnya akan berlangsung pada tanggal 1 Agustus, 30 Agustus dan 29 September yang diperkirakan akan lebih besar.

    Ketika fenomena Buck Moon berlangsung jaraknya akan berada di titik 361.935 km dari bumi. Sedangkan supermoon terbesar yang akan berlangsung pada 30 Agustus dengan nama Blue Moon berjarak 357.334 km dari bumi.

    Walaupun supermoon paling kecil, Buck Moon menjadi salah satu bulan purnama yang menggantung paling rendah dalam setahun. Hal ini bisa terlihat jelas di belahan Bumi Utara.

    Pada dasarnya, bulan purnama mencerminkan posisi Matahari di siang hari. Saat matahari berada di titik paling tinggi di langit siang bumi belahan utara, bulan purnama akan berada pada titik terendahnya.

    Kebalikannya terjadi di bulan Desember. Kala itu bulan berada di titik tertinggi pada malam hari bahkan terjadi di atas garis khatulistiwa.

    Bila detikers tak keburu melihat fenomena Buck Moon, supermoon selanjutnya akan terjadi pada tanggal 1 Agustus dengan nama Sturgeon Moon. Sturgeon Moon akan berjarak 357.530 km dari bumi.

    Fakta menarik mengenai fenomena supermoon dari laman Space.com:

    1. Cahaya supermoon 30 persen lebih terang
    Saat fenomena supermoon, bulan purnama akan tampak 30 persen lebih terang. Sehingga, banyak orang yang membayangkan akan melihat bulan purnama yang sangat terang.

    Namun, persentase tersebut bukan perbandingan dengan bulan purnama pada jarak rata-rata mereka dari Bumi, melainkan dibandingkan dengan di jarak terjauh mereka dari Bumi (apogee).

    Sehingga, peningkatan 30 persen dalam pencahayaan bulan (ukuran jumlah cahaya per unit area) sama dengan peningkatan kecerahan hanya sebesar 0,28 dan hampir tidak terlihat oleh mata.

    2. Ukuran supermoon 14 persen lebih besar
    Saat terjadi supermoon, bulan purnama akan tampak 14 persen lebih besar. Hal ini yang membuatnya berbeda dengan fenomena purnama lainnya.

    Berkat kekuatan sugesti tersebut, sejumlah orang akan merasa bahwa saat fenomena supermoon, bulan purnama akan tampak luar biasa.

    Namun faktanya, supermoon hampir tidak terlihat berbeda dari kebanyakan bulan purnama lainnya.

    Untuk melihat perbedaannya, Anda perlu melihat bulan purnama apogean (terkecil) dan bulan purnama perigean (terbesar) secara berdampingan.

    3. Pengaruh pasang surut
    Supermoon akan menghasilkan kisaran pasang surut laut yang tinggi dan rendah secara dramatis.

    Pasang ekstrem seperti itu dikenal sebagai pasang perigean spring. Setiap bulan pasang surut spring terjadi saat bulan penuh dan baru.

    BACA JUGA: Cek Langit Malam Tanggal 12 Agustus 2022 Nanti, Ada Bulan Purnama Supermoon Terakhir Tahun ini

    Pada saat-saat ini bulan dan matahari membentuk satu garis dengan Bumi, sehingga efek pasang surutnya saling melengkapi.

    Selama supermoon atau bulan purnama efek gravitasi matahari dan bulan bergabung. Efek gravitasi matahari di Bumi, seperti dalam mempengaruhi pasang surut, hanya sekitar setengah dari bulan.

    Saat bulan berada pada posisi paling dekat dengan Bumi, tarikan gravitasinya berada di puncak tertingginya, menyebabkan pasang perigean yang lebih tinggi dari biasanya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor: didik tm


    Baca Juga :   Bahlil Lahadalia: Subsidi BBM Dievaluasi, Diskon Listrik 50% Resmi Dihentikan!

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI