WARTABANJAR.COM, MALANG – Posisi striker menjadi hal langka ditemukan dalam seleksi yang dilakukan Arema FC.
Selama tiga hari menggelar seleksi terbuka, Arema FC untuk mencari pemain lokal putra daerah wilayah Malang Raya.
Pelatih Joko Susilo mengakui kesulitan mencari striker lokal.
Dari ratusan pemain yang mengikuti program seleksi terbuka dari alumni Akademi Arema dan umum tak banyak pemain berposisi sebagai striker.
Sehingga pilihannya menjadi terbatas saat melakukan sesi game dalam proses seleksi terbuka tersebut.
“Sudah kita bagi dua tim, posisi tidak ada striker. Ini kelihatan sekali kalau kita kesulitan soal striker lokal sendiri saja susah. Saya yakin di Nasional juga begitu,” ujarnya.
Selepas Dedik Setiawan dan Kushedya Hari Yudo, Arema FC memang seringkali kesulitan mencari striker lokal asli Malang.
Joko Susilo menyebut pemain yang mengikuti program seleksi terbuka setidaknya harus memiliki kemampuan yang cukup bagus dari sisi fisik, teknik dan taktik sebagai kriteria untuk menjadi bagian dari skuat tim berjuluk Singo Edan.
Jadi tak serta merta pihaknya menampung minat pemain yang ingin mengikuti seleksi terbuka Arema FC.
Joko Susilo juga membatasi kuota pemain yang mengikuti program seleksi terbuka agar tim pelatih bisa benar-benar menyeleksi talenta terbaik yang mengikuti program seleksi tersebut.
“Kita batasi karena kuota jangan terlalu banyak, jadi tidak efektif. Nanti ada seleksi tapi bentuknya undangan, artinya kita sudah melihat kualitasnya atau melalui talent scouting yang kita percaya,” jelas mantan pelatih Persik Kediri itu.