“Kita tidak mempunyai makanan, kecuali roti dan garam,” jawab istri Umar.
“Tidak mengapa,” kata Umar. Akhirnya mereka berdua makan roti dengan garam.
“Walikota Azerbaijan menyuruhku menyampaikan hadiah ini untuk Amirul Mukminin,” kata utusan Azerbaijan seusai makan, sembari menunjukan sebuah bungkusan.
“Bukalah bungkusan ini dan lihat apa isinya!” perintah Umar.
Setelah dibuka, ternyata berisi gula-gula.
“Ini adalah gula-gula khusus buatan Azerbaijan,” utusan itu menjelaskan.
Baca juga: Buntut Dugaan Suap Tambang di Kaltim, Kabareskrim Dilaporkan ke KPK
“Apakah semua kaum muslimin mendapatkan kiriman gula-gula ini?” tanya Umar.
Utusan itu tertegun atas pertanyaan Umar, kemudian menjawab, “Oh tidak Baginda, gula-gula ini khusus untuk Amirul Mukminin”.
Mendengar jawaban itu, Umar tampak amat marah. Segera ia memerintahkan kepada utusan Azerbaijan untuk membawa gula-gula tersebut ke masjid dan membagi-bagikannya kepada fakir miskin.
“Barang ini haram masuk ke dalam perutku, kecuali jika kaum muslimin memakannya juga,” kata Umar dengan nada agak marah.
“Dan engkau cepatlah kembali ke Azerbaijan, beritahukan kepada yang mengutusmu, bahwa jika ia mengulangi ini kembali, aku akan memecat dari jabatannya!”
Azerbaijan adalah sebuah wilayah di Iran.
Kaum Muslim pertama kali memasuki wilayah tersebut antara 19-23 H/639-643 M.
Gubernur pertamanya Hudzaifah bin Al-Yaman, lalu Umar mengangkat Utbah bin Farqad sebagai gubernur wilayah Tabriz/Azerbaijan, menggantikan Hudzaifah.
Kepemimpinan Umar bin Khattab yang menekankan kepentingan orang banyak juga terlihat ketika rumah gubuk seorang Yahudi berusaha digusur oleh Gubernur Mesir, Amr bin Ash.