WARTABANJAR.COM – Riwayat mengisahkan bahwa suatu malam utusan dari Azerbaijan datang ke kota Madinah untuk menjumpai Amirul Mukminin Umar bin Khattab.
Namun, karena hari sudah larut malam, utusan tersebut memutuskan untuk tidur di Masjid Nabawi, agar keesokan harinya bisa segera menghadap Umar, ketika hendak tidur, ia dikejutkan oleh suara tangisan di keheningan malam, memohon kepada Allah swt.
“Ya Tuhanku, aku sedang berdiri di depan pintu-Mu. Apakah Engkau menerima taubatku supaya aku bisa mengucap selamat kepada diriku, atau Engkau menolaknya supaya aku menyampaikan ungkapan duka cita kepada diriku.”
Utusan dari Azerbaijan tersebut tertarik dengan kalimat yang ia dengar.
Baca juga: Pemeluk Islam di Inggris Meningkat Tajam, Penganut Kristen Alami Penurunan
Perlahan ia mendekat dan bertanya.
“Wahai saudaraku, jika aku boleh tahu siapakah dirimu?” Di tengah heningnya malam orang tersebut menjawab, “Aku Umar bin Khattab”.
Utusan Azerbaijan tersebut terkejut bukan kepalang.
Ia tidak menyangka bahwa orang yang dijumpainya adalah Amirul Mukminin.
Segera utusan itu memperkenalkan diri kepada Umar.
“Semoga Allah merahmatimu, Aku takut kalau aku tidur semalam suntuk akan menghilangkan diriku di hadapan Allah dan jika aku tidur sepanjang siang hari berarti menghilangkan diriku di hadapan rakyat,” jawab Khalifah Umar.
Seusai shalat fajar, Umar mengajak tamunya itu singgah di rumahnya. Ia berkata kepada istrinya, “Wahai Ummu Kultsum, suguhkan makanan yang ada. Kita kedatangan tamu jauh dari Azerbaijan.”