WARTABANJAR.COM, JAKARTA- Harga minyak disebut tak bisa diterka tahun depan, demikian juga dengan arah perekonomian.
Hal ini dikarenakan berbagai ancaman dan penghambat yang tanpa henti terus terjadi sejak beberapa tahun belakangan ini, seperti pandemi COVID-19 yang belum juga selesai, bahkan sekarang cenderung meningkat lagi penularannya.
Selain itu juga karena perang Rusia-Ukraina yang menyebab aneka krisis di dunia.
Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022) mengatakan situasi global saat ini masih tidak pasti, ruwet, sulit dihitung dan diterka.
“Enggak ada yang bisa menghitung, memprediksi berada di angka berapa,” ujar Presiden Jokowi.
Tak hanya perekonomian, harga minyak di tahun depan pun tak ada yang bisa memprediksi.
Jokowi bahkan sudah menemui dan bertanya pada produsen minyak besar, tapi tak ada yang bisa menjawab mengenai harga minyak tahun depan.
Oleh karena itu, tahun depan semua negara termasuk Indonesia memang masih harus sangat hati-hati dan waspada.
Indonesia tidak boleh lengah dan puas dengan perekonomian yang tumbuh kuat di atas 5 persen saat ini.
Apalagi, motor penggerak perekonomian tahun ini seperti ekspor dan investasi diprediksi tak akan tumbuh setinggi sekarang di tahun depan.
Hal ini dikarenakan, negara mitra dagang utama Indonesia, China dan AS diramal bakal mengalami perlambatan ekonomi.
Karenanya, Presiden Jokowi meminta kita harus waspada terhadap kondisi ini tahun depan. (berbagai sumber)
Editor: Yayu